Dunia sepak bola Ekuador kembali berduka setelah bek Barcelona de Guayaquil, Mario Pineida, meninggal dunia akibat penembakan di kota Guayaquil. Insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya tingkat kekerasan bersenjata di negara itu. Selain Pineida, satu orang lain juga dilaporkan tewas, sementara satu korban lainnya mengalami luka-luka. Pihak berwenang mengonfirmasi kejadian ini sebagai bagian dari serangan yang masih dalam penyelidikan.

Kabar meninggalnya Pineida mengguncang komunitas sepak bola nasional, terutama para pendukung Barcelona de Guayaquil yang kehilangan salah satu pemain berpengalaman mereka. Klub menyampaikan rasa duka mendalam atas kepergian sang pemain, yang selama ini dikenal sebagai sosok penting di lini pertahanan. Kementerian Dalam Negeri Ekuador turut mengonfirmasi kematian Pineida, meski tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut terkait kronologi kejadian.

Mario Pineida memulai karier profesionalnya bersama Independiente del Valle dan berkembang menjadi pemain yang cukup disegani di kompetisi domestik. Ia kemudian melanjutkan kariernya bersama Barcelona de Guayaquil dan meraih dua gelar liga, menjadikannya bagian dari periode sukses klub tersebut. Pada 2022, Pineida sempat mencicipi pengalaman bermain di Brasil bersama Fluminense sebelum kembali berkiprah di sepak bola Ekuador.

Tragedi ini kembali menyoroti situasi keamanan di Ekuador yang semakin mengkhawatirkan. Guayaquil menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kekerasan tertinggi, seiring meningkatnya aktivitas kelompok kriminal yang terkait dengan jaringan narkotika internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pesepak bola muda dan pemain lokal juga menjadi korban peluru nyasar dan serangan bersenjata, mempertegas bahwa krisis keamanan telah merambah ke dunia olahraga dan kehidupan sipil secara luas.